Beranda | Artikel
Tangis Haru Syeikh al-Albani
Jumat, 11 September 2009

Sumber: Halaman fb al-Akh Ibnu Daili -semoga Allah membalas kebaikannya-

Kisah mimpi seorang ukhti Aljazair yang bermimpi melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jalannya diikuti oleh Syeikh Al-Albani. Sebuah percakapan seorang muslimah dengan Syeikh Al Albani yang berkomunikasi melalui telephone, pada saa…t Syeikh Al Albani sedang ceramah di suatu majelis ta’lim.yang menceritakan tentang mimpi tersebut bahwasanya Syeikh Al Albani telah mengikuti jalannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Muslimah tersebut bermaksud mengabarkan kepada beliau rahimahullah sebagai kabar gembira. Namun ternyata beliau rahimahullah menyambutnya dengan tangisan haru, karena merasa terlalu rendah untuk itu. Berikut terjemahan percakapan tersebut : Ukhti: Syeikh, seorang akhwat di Aljazair pernah bermimpi…mudah-mudahan ini adalah sebuah kabar gembira… Syeikh Al Albani: Khairan Rayti…(Semoga kebaikan yang ukhti saksikan) ! Ukhti : Insya Allah…Syeikh, apakah ada dalil yang menegaskan bahwa jika ada orang yang menceritakan mimpinya kepada kita, lalu kita mengatakan: Khairan rayti (semoga kebaikan yang engkau saksikan) ? Syeikh Al Albani : Tidak…ucapan ini tidak tsabit, tapi tidak mengapa untuk sesekali digunakan… Ukhti: Semoga Allah memberkahi Anda… Syeikh Al Albani : Semoga ukhti juga demikian… Ukhti : Baik, sang ukhti tersebut bermimpi melihat dirinya berada di sebuah balkon yang menghadap ke sebuah jalan….maka tiba-tiba di jalan itu, sang ukhti melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam…ukhti itu melihat saya berdiri di dekat Rasulullah dan saya tersenyum kepada beliau, lalu beliau pun tersenyum kepada saya … kemudian beliau berlalu meninggalkan jalan itu … tidak lama kemudian, kami melihat seorang Syeikh yang juga berjalan di jalan itu … kamipun mengucapkan salam kepadanya: “Assalamu ‘alaikum…” kemudian Syeikh itu menjawab: “Wa ‘alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh…”,

Syeikh itu bertanya: “Apakah kalian melihat Rasulullah ? Kami pun menjawab: Iya, kami melihat beliau ….. Maka kami pun menunjukkan jalan yang dilalui (Rasulullah). Maka Syeikh itu pun menapaki jalan tepat di jejak kaki rasulullah dan mengikuti beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ukhti tersebut bertanya kepada saya: Siapakah gerangan Syeikh itu ? Maka saya pun menjawab: (Dan ini mudah-mudahan kabar gembira untuk Anda, wahai Syeikh…) Itu adalah … Syeikh Al-Albani … (dan saya katakan bahwa mudah-mudahan ini adalah kabar gembira untuk Syeikh, bahwasanya Syeikh telah berjalan di atas jalan Sunnah…Insya Allah … ( TERDENGAR SYEIKH AL ALBANI MULAI SESENGGUKAN MENANGIS )

Ukhti: Bagaimana menurut Anda, wahai Syeikh ….. ? ( SYEIKH AL ALBANI HANYA TERDIAM DAN MENANGIS….LALU MENUTUP TELEPHONE…BELIAU DIAM DAN MENANGIS DALAM WAKTU YANG CUKUP LAMA…KEMUDIAN BELIAU MEMINTA MURID-MURIDNYA YANG HADIR DI MAJELIS ITU UNTUK PULANG … ) Syeikh Al Albani : Pulanglah kalian, wahai ikhwan … ”

Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah seorang penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak bisa mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka.” [ ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah – (61 – 101 H) ] [ Khalifah 8 Bani Umayyah – (99 – 101 H) ]

Dengarkan rekaman suara percakapan tersebut beserta terjemahnya ke dalam bahasa Inggris di link berikut ini http://alqiyamah.wordpress.com


Artikel asli: http://abumushlih.com/tangis-haru-syeikh-al-albani.html/